KOMUNIKASI TERAPEUTIK

·         PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien (Purwanto, 1994 ). Menurut Stuart & Sundeen (1995), komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik,melibatkan penyampaian informasi dan pertukaran perasaan serta pikiran untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi terapeutik dapat juga dipersepsikan sebagai proses interaksi antara klien dan perawat yang membantu klien mengatasi stress sementara untuk hidup harmonis dengan orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak dapat diubah, dan mengatasi hambatan psikologis yang menghalangi realisasi diri ( konzier et al, 2000).
          Komunikasi terapeutik berbeda dengan komunikasi sosial. Komunikasi terapeutik selalu mengandung tujuan atau arah yang spesifik untuk komunikasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, memiliki tujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien membina hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien.

·         FUNGSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Fungsi komunikasi terapeutik menurut Vancarolis (1990) adalah mendorong dan menganjurkan kerja sama perawat – klien melalui hubungan keduanya. Perawat berusaha mengungkapkan perasaan untuk mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan.
          Dwidiyanti (2008) mengatakan bahwa perawat profesional selalu mengupayakan untuk berperilaku terapeutik, yang berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukan menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien tumbuh dan berkembang.

·         KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI TANGGUNG JAWAB MORAL
Perawat harus memiliki tanggung jawab yang tinggi yang didasarkan pada kepedulian dan kasih sayang serta perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Abdalati (1983), Bucauli (1978), dan Amsari (1995) mengatakan bahwa sebagai orang yang beragama, perawat tidak dapat bersikap tidak peduli. Individu yang  tidak peduli terhadap orang lain adalah “pendosa” yang mementingkan dirinya sediri. Menurut Pasquali & Arnold (1989) dan Watson (1979), Human care terdiri atas upaya melindungi,meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain dalam mencari arti Sakit, penderitaan, dan keberadaannya dengan membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar